Tinjau Perkembangan Inovasi di Papua Barat, Kepala BSKDN Tekankan Pemanfaatan Hasil Riset

Manokwari – Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo meninjau perkembangan inovasi di Provinsi Papua Barat. Dalam kunjungannya tersebut, Yusharto meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat mengoptimalkan pemanfaatan hasil riset guna menciptakan ekosistem inovasi yang lebih baik.

“Kami berharap setiap daerah itu meningkatkan inovasinya sebanyak-banyaknya termasuk juga bagi Provinsi Papua Barat. Setidak-tidaknya tahapan inisiasi inovasi harus didasari dengan data yang jelas. Di sinilah letak pemanfaatan riset harus semakin dioptimalkan,” jelas Yusharto saat hadir dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) dan Ekspose Hasil Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Papua di Hall Mansinam Beach Resort, Manokwari, Papua Barat, Rabu (6/3/2024).

Sebelum berpikir mengenai strategi peningkatan ekosistem inovasi, Pemprov Papua Barat perlu lebih dahulu memiliki pemahaman yang tepat terkait inovasi. Pasalnya, apabila keliru mulai dari tataran konsepsi, maka akan sulit bagi daerah untuk memiliki inovasi yang kuat dan berkelanjutan.

Selain itu, Yusharto menekankan bahwa inovasi tidak melulu ditandai dengan digitalisasi. Namun, inovasi lebih kepada bagaimana menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pemerintah daerah.

“Kita temukan masalahnya apa, kita jadikan itu sebagai common enemy untuk Pemerintah Provinsi Papua Barat, lalu masing-masing dinas melakukan kegiatan berdasarkan tusi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing. Dan dari sanalah inovasi itu muncul,” ungkapnya.

Yusharto menjelaskan, untuk mengembangkan inovasi, Pemprov Papua Barat juga dapat mereplikasi inovasi dari daerah lain dengan menerapkan konsep amati, tiru, dan modifikasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat Papua Barat sebagai penerima manfaat.

“Inovasi bisa dimulai dari hal-hal kecil yang ada dalam keseharian kita, yang terpenting fokusnya menjadikan masyarakat lebih bahagia, sejahtera, semakin berkembang,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Yusharto menyampaikan, dalam pelaporannya nilai Indeks Inovasi Daerah (IID) Provinsi Papua Barat Tahun 2023 turun, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Untuk itu, kata dia, perlu dilakukan optimalisasi, baik dalam identifikasi maupun data dukung inovasi.

“Kami menilai inovasi yang dilaporkan berdasarkan ekosistem inovasi. Dengan demikian inovasi tidak berdiri sendiri, tetapi saling memperkuat antara satu inovasi dengan inovasi lainnya. Adapun skor tertinggi untuk tingkat kematangan inovasi sampai dengan 111,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *