Ketum TP PKK Resmikan Gerakan Bedah Rumah serta Bangun Sanitasi dan Penanganan Stunting Serentak di Sumsel

Palembang – Ketua Umum (Ketum) Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) sekaligus Ketum Pembina Posyandu Tri Tito Karnavian resmi meluncurkan Gerakan Bedah Rumah Serentak (GBRSS), Gerakan Pembangunan Sanitasi Serentak (GPSSS), dan Gerakan Penanganan Stunting Serentak (GPSTSS) di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Gandus, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).

Kunjungan kerja (kunker) Ketum TP PKK tersebut menginspirasi langkah-langkah penting dalam percepatan pembangunan. Tri mengatakan, salah satu fokus utama saat ini adalah program bedah rumah, sanitasi, dan penanggulangan stunting. Sejumlah program tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang masih memerlukan perhatian.

“Bedah rumah, sanitasi, dan penanggulangan stunting merupakan dasar kebutuhan masyarakat dan banyak masyarakat yang membutuhkannya,” ujarnya, Rabu (21/2/2024).

Sumsel juga dapat menjadi contoh project pembangunan, meskipun setiap provinsi memiliki cara khususnya sendiri untuk mencapai percepatan pembangunan. “Dengan gerakan seperti ini diharapkan Sumsel menjadi contoh project pembangunan, dan Sumsel salah satu yang terbaik,” jelasnya.

Program bedah rumah, sanitasi, dan penanggulangan stunting telah memberikan dampak positif secara signifikan kepada masyarakat. Adapun untuk bedah rumah hingga saat ini sudah dilakukan pada 8.279 rumah. Jumlah ini diharapkan akan terus meningkat seiring berjalannya waktu.

Tri berharap, kemajuan yang telah dicapai oleh Sumsel diharapkan dapat menjadi dorongan untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan percepatan pembangunan di wilayah ini. “Sumsel sudah bagus dan harus ditingkatkan lagi agar lebih bagus,” tukas Tri.

Di lain sisi, Tri menjelaskan, berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi Balita stunting sebesar 21,6 persen pada 2022. Angka tersebut lebih rendah dibanding 2021 sebesar 24,4 persen. Pemerintah telah menargetkan stunting di Indonesia akan turun menjadi hanya 14 persen pada 2024.

“Agar dapat mencapai target tersebut, perlu upaya inovasi dalam menurunkan jumlah balita stunting 2,7 persen per tahunnya,” urai Tri.

Lebih lanjut, Tri mengatakan, hasil penelitian yang telah dilakukan juga diketahui bahwa balita yang mendapat akses ke sanitasi layak, 1,45-8,51 kali lebih mungkin tidak mengalami stunting. Selain itu diketahui bahwa anak yang hidup di lingkungan terkontaminasi dengan sanitasi yang tidak layak memiliki risiko 40 persen mengalami stunting. Tak hanya itu, secara signifikan juga lebih tinggi risikonya bagi yang tinggal di perdesaan dan pinggiran kota sebanyak 43 persen dan 27 persen dibanding yang tinggal di perkotaan.

Dalam rangkaian kunkernya ke Sumsel, Ketum TP PKK bersama rombongan juga melakukan sosialisasi di Griya Agung terkait pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), pencegahan pernikahan anak di bawah usia 17 tahun, serta penyerahan Kartu Identitas Anak (KIA) dan akta kelahiran.

Diketahui, kegiatan ini bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), pemerintah daerah (Pemda), dan swasta. Terdapat 6.464 unit rumah yang akan dibedah dan 6.874 unit sanitasi yang diberikan dari Baznas, Pemda, dan pihak swasta melalui corporate sosial responsibility (CSR).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *