Rakor Pengendalian Inflasi di Kepri, Mendagri Jelaskan Dinamika Inflasi Dunia

Batam – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menjelaskan dinamika inflasi dunia pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi, Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran (TA) 2022, dan Evaluasi APBD Triwulan I TA 2023 di Hotel Marriott Harbour Bay Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Selaku pembina dan pengawas jalannya pemerintahan daerah, Mendagri terus melakukan koordinasi untuk menjaga angka inflasi tetap terkendali.

“Kita melihat kenapa inflasi ini menjadi problem, karena tren global. Kita tahu dengan adanya globalisasi ini terjadi globalisasi di bidang ekonomi juga, perdagangan dunia kita tidak bisa lepas, tidak ada negara yang mampu melepaskan diri dari sistem dunia, termasuk sistem ekonomi,” katanya, Jumat (19/5/2023).

Mendagri mengungkapkan, berbagai perkembangan situasi dan isu perekonomian dunia memberikan dampak terhadap meningkatnya angka inflasi. Salah satunya dipicu oleh perang yang berkecamuk antara Rusia dengan Ukraina. Perang mengakibatkan gangguan pasokan beberapa komoditas penting dunia, seperti minyak, gas, dan gandum. Kondisi ini memicu lonjakan harga komoditas dan inflasi.

“Ini mengakibatkan terjadinya gangguan terutama dalam pola supply. Nah ditambah lagi dengan keadaan-keadaan yang lain, yang juga berpengaruh kepada Indonesia, seperti misalnya di Thailand, (dan) di Amerika terjadi pelambanan ekonomi mereka,” jelasnya.

Mendagri mengatakan, dampak dari perang Rusia-Ukraina memperburuk perekonomian, seperti di Benua Eropa dan Amerika yang ekonominya melamban. Selain itu, harga-harga juga mengalami kenaikan, misalnya Inggris yang harga komoditasnya naik hingga tiga kali lipat. Di New York pun demikian, karena ekonomi yang tidak stabil, terjadi berbagai gejolak, seperti pengangguran, tunawisma, hingga ancaman kriminal. Begitu pula dengan negara-negara di benua lain.

“Zimbabwe itu sudah pada posisi 250 persen lebih. Ini Lebanon 264 persen, mereka makan sekali saja, dan makannya cuma satu atau dua macam saja. Di sini (Zimbabwe) sudah terjadi dolarisasi, mata uang lokal sudah tidak ada artinya lagi, karena harga barang dan jasa meningkat,” tuturnya.

Kemudian, di tingkat kawasan Asia Tenggara, Mendagri menyebut beberapa gejolak pemerintahan yang menyebabkan tidak stabilnya kondisi perekonomian. Seperti yang terjadi di negara Thailand, partai oposisi di negara tersebut menang besar, tapi diikuti dengan konflik di tingkat eksekutif hingga legislatif. Kemudian juga di Malaysia terjadi gejolak politik yang menyebabkan pergantian beberapa pemimpin di level nasional.

“Gejolak politik akan berpengaruh kepada keamanan, gejolak keamanan akan berpengaruh kepada pembangunan ekonomi, gejolak di bidang ekonomi akan berpengaruh kepada kondisi keuangan, dan kondisi keuangan yang jatuh akan berakibat kepada pelambanan ekonomi,” terangnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *